Breaking News
recent

Cerpen Religi Remaja "AQBARITARTA"

AQBARITARTA
(Sebuah Catatan Apriori)
Murtadkah aku yang mulai mempertanyakan takdir Tuhan?



Aku pernah dikirim sebuah sms bijak oleh siswiku, kebetulan dia berbeda keyakinan, dia Kristen. tapi ini tak jadi masalah. Dia menuliskan, "Aku meminta kepada Tuhan sekuntum mawar, tapi Dia memberiku sebatang kaktus. Aku meminta kepada-Nya seekor kupu-kupu, tapi Dia memberiku seekor ulat. Kadang-kadang Tuhan memang tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan. Selang beberapa waktu kaktuspun mulai berbunga, dan ulat berubah jadi kupu-kupu".
Sebuah sms yang sangat panjang walaupun sudah disingkat-singkat penulisannya.
Aku tak bisa mengingkari bahwa sebagian besar makna dari sms itu benar adanya, "Kadang-kadang Tuhan memang tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan". Hanya saja, seringkali kita lebih memilih sesuatu yang kita inginkan, bukan sesuatu yang kita butuhkan. Dan, celakanya kita sering hanya bisa memilih salah satu diantaranya.
***
Akhir-akhir ini aku punya banyak permintaan kepada Tuhan. Kadang-kadang aku ucapkan itu kepada-Nya, tapi lebih sering aku mendiamkannya, tersimpan di dalam hati saja. Tapi aku yakin Dia mengetahuinya. Salah satu permintaan besarku adalah tentang cinta dan pasangan jiwa. Ini hal yang tak pernah habis untuk dibicarakan dan di harapkan.
Sering, atau lebih tepatnya setiap waktu, Tuhan telah menunjukkan cinta-Nya kepadaku dengan menjadikan beberapa hal yang memang aku butuhkan. Bernafas, berpikir, sehat, melihat, dll. Namun, karena hal itu terjadi begitu saja dan tidak aku minta maka aku menganggap hal itu hanyalah sebuah fenomena yang biasa dan tak perlu disyukuri. Bak kata orang, "Kita baru mensyukuri adanya gigi ketika kita sudah tidak punya gigi".
Namun, sering juga Tuhan tidak menjadikan apa yang aku inginkan sehingga aku sempat berpikir buruk tentang-Nya. Mungkin menurut-Nya hal itu bukanlah yang terbaik buatku makanya Dia memutuskan untuk tidak menjadikan hal itu untukku. Tapi, jika memang Dia menginginkan hal terbaik untuk semua makhluknya, lalu kenapa Kan'an tidak dijadikan-Nya patuh kepada Nuh? Kenapa Qabil tega membunuh Habil? Kenapa paman Muhammad SAW tidak mau mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rosul Junjungan Alam ini? Kenapa? Apakah memang hal itu yang terbaik bagi mereka? Ataukah mereka ini lilin yang terbakar tubuhnya oleh api yang dinyalakan oleh Tuhan agar orang lain mendapat terang? Betulkah begitu?
Terbaik, ini kata yang sangat menantang dan sering disertai dengan pengorbanan yang kadang tidak sedikit. Namun, untuk sejenak kita tinggalkan makna kata ini. Kita diskusikan hal lain terlebih dahulu.
Dulu aku juga pernah mendapat sms dari seorang perempuan yang menolak permintaanku untuk menjadikannya belahan jiwaku. Sms ini jauh lebih panjang dari sms yang pertama tadi, mungkin lebih dari 1000 karakter. Jadi tak perlulah aku tulis di sini seluruhnya. Inti smsnya itu antara lain, "bla..bla..bla...Maafkan aku karena tak bisa menjadi orang seperti yang lu harapkan. Ini semua demi kebaikan kita berdua...bla..bla..bla...".
Setalah membaca sms itu aku berpikir, tau apa dia tentang hal yang terbaik buatku? Taukah kamu hai perempuan, karena kau tolak cintaku sekarang aku jadi tak enak badan, tak enak makan, tak nyaman bekerja, bangun pagi terasa kering, ingin jauh-jauh dari orang-orang, dan banyak lagi yang aku lakukan setelah menerima sms itu. Apakah menurutmu itu memang yang terbaik buatku? Jelas saja itu hanyalah kalimat penghibur yang digunakan untuk menolakku.
Ternyata dia sama sekali tak tau apa yang terbaik buatku.
Sekarang, aku ingin membahas makna kata "Terbaik" yang di atas tadi.
Mungkin sebaiknya terlebih dahulu aku tanyakan ini, "Apakah sinonim dari kata Keinginan itu adalah Buruk, dan Antonimnya adalah kata Terbaik?"
Aku yakin kalau kita lihat dalam kamus manapun kedua kata ini tidak ada hubungan sama sekali baik secara sinonim maupun antonim. Tapi, mengapa dua kata ini sering berlawanan dalam kenyataannya? Apakah keinginan itu selalu buruk? Atau memang makna harfiyah dari kata ini yang belum aku pahami sepenuhnya karena belum cukup umur dan logika yang masih rendah? Atau mungkin saja  aku sendiri yang melihatnya dimaknai secara salah dalam kenyataan? Padahal sama sekali berbeda!
Pertanyaan-pertanyaan yang sangat saya inginkan jawabannya saat ini.
Akhir-akhir ini aku sering mempertanyakan keinginan Tuhan atas diri ini. Sebagian besar dari pertanyaan itu adalah perwujudan logika apriori yang muncul karena banyak keinginanku yang tidak terwujud.
Tuhan aku tau bahwa pengetahuan-Mu luas tak berbatas. Engkau memahami denyut nadi dan aliran darah dalam tubuhku. Padahal sebagai "pemilik" keduanya aku malah tidak tau samasekali. Tentu saja Engkaupun tau tentang semua keinginanku. Jadi jika  Engkau berniat mengabulkan keinginan-keinginanku, berilah aku mawar dan kupu-kupu. Jangan suruh aku menunggu kaktus berbunga dan ulat berubah rupa. Dan Takdirkanlah Vina yang kucintai yang menjadi pasangan jiwaku bukan Nurul. Karena aku tidak mencintainya, walaupun menurutmu itulah yang terbaik buatku.
Jika memang ada konsekwensi buruk dari hal-hal yang kuinginkan itu, bukankah akulah yang akan menanggungnya. Lagipula, menurutku keinginan-keinginanku tidaklah terlalu buruk. Tak pernah terbersit dalam keinginanku untuk meminta Engkau mencabut nyawa semua orang-orang yang aku benci. Sama sekali tak pernah, wahai Yang Maha Mengetahui.
Namun, sebagai seorang hamba, ini hanyalah sebuah permohonan, bukanlah perintah wahai Yang Maha Kuasa!
***

P.S. Tulisan ini dibuat duuluuu sekali, ketika saya masih sombong. Sekarang saya malah malu sendiri.
Randu Arbitra

Randu Arbitra

5 comments:

  1. sebelum banyak meminta pada Tuhan, harus kau pertanyakan lebih dulu. sebesar apa imanku padaMu?

    ReplyDelete
  2. Gitu yaa?? hmmm... kalau udah besar berarti boleh donk minta banyak2?? :D

    ReplyDelete
  3. Klo suka sama vina deketein bokap nyokapnya sob alhasil pasti....di tolak..
    hakhakakak...;))

    ReplyDelete

Powered by Blogger.