Breaking News
recent

Puisi "NALURI HARFIYAH"

NALURI HARFIYAH


Ketika bunga ini berbunga
Merahnya memenuhi relung nirwana
Wangi kesturi menutupi warna
Sesudah rindu mengobat luka
Tak ada tawa; tapi tak duka, tak luka
Hampa...
Jujur saja aku mengaku
Terlalu cepat aku mengaku
Akal sehatku jadi buntu
Usus buntuku pun jadi buntu
Kuku kakiku jadi kaku
Aku tak punya banyak nafsu
Hanya ingin membahagiakanmu.
Lalu...
hujanpun turun lebat
Tunasmu yang riang menjadi berat
Kuntummu yang ceria tak terangkat
Daun hijau rindangmu berpeluk lekat-lekat
Lalu semua jatuh; terpisah, tamat;
Ikhtiarpun serasa lambat
Sekarang...
Akankah kau tunaskan cabang muda?
Menetaskan selaksa bunga?
Dengan aroma yang tak jauh berbeda?
Dengan warna hampir serupa?
Sebab...
Aku telah lama menangis di sini
Menunggumu kembali dengan bimbang hati
Sejauh saujana seluas mimpi
Sepi mimpiku akhir-akhir ini.
Dik...
Celupkan lidahmu ke mulutku
Eratkan lingkar tanganmu ke leherku
Helakan nafas berat  birahimu ke mukaku
Ayo kita biasakan kebiasaan buruk ini.
Randu Arbitra

Randu Arbitra

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.