SALAHKAH AKU MAS?
Ketika
Anda membaca judul di atas mungkin Anda akan teringat judul-judul film jamannya
Rahmat Kartolo, Rano Karno, Yatti Oktavia, atau Barry Prima. Masa-masa gelap
bagi dunia perfilm Indonesia. Tema-tema film waktu itu tak lepas dari cinta
(yang lebih banyak nafsu daripada romantisnya), perebutan harta warisan, atau
tentang kepahlawanan orang-orang aneh; semacam Si Buta, Si pincang, Atau si Bongkok.
Atau,
mungkin juga Anda jadi teringat lirik dari lagu-lagu yang didendangkan oleh
Dian Piesesha, Obbie Mesakh, Atau Rinto Harahap; pada waktu itu lagu-lagu
indonesia hampir 100% liriknya CENGENG. Kalau tidak cengeng, tak bakalan masuk
dapur rekaman. Sehingga, banyak pihak mengkhawatirkan pengaruh dari lirik-lirik
lagu semacam ini akan berpengaruh pada perkembangan mental anak Indonesia
menjadi lemah, mudah menyerah, kurang ambisius, dan banyak mengeluh.
Seperti
biasa, Bapak Menteri Penerangan kita pada waktu itu, yakni Yth. Bapak Harmoko,
merasa perlu tampil menyelametken
keadaan bangsa dengan mengeluarken
seruan, "STOP lagu-lagu cengeng!!" (Padahal kita-kita sama tahu bahwa
dia sendiripun suka lagu-lagu Dian Piesesha dan Pance Pondaag; he..he..he..).
"Lagu-lagu Indonesia harus bernuansa CENGENGESAN!!", sambungnya lagi
sambil berkelakar.
Saya
menjadi tambah bingung dengan seruan Yth. Bpk Harmoko ini. Karena, menurut
saya, kata Cengengesan 'kan adalah sebuah kata yang terbentuk dari kata CENGENG
juga, dan mendapat semacam sufiks semu "ESAN" jadilah ia CENGENGESAN.
Sehingga pada waktu itu, saya lebih memilih mendengarkan lagu-lagu dangdut yang
didendangkan oleh Elia Kadam, Ida Laila, Rhoma Irama, atau Elvie Sukaesih.
Padahal
seperti yang sudah teman-teman ketahui bahwa saya sangat tidak menyukai lagu
dangdut! Malah pada banyak kesempatan, sebelum bermain gitar dan bernyanyi,
saya selalu berdoa terlebih dahulu,"Aku berlindung kepada Metal dan rock
'n roll...dari godaan dangdut yang terkutuk, amin....." (maafkan saya jika
saya menyinggung perasaan halus para dangdut mania).
Walupun
saya telah bercerita panjang dikali lebar tentang dunia film dan musik di
Indonesia, sebenarnya bukan itu yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini.
Judul di atas terpaksa harus saya potong sebagian agar tidak menarik perhatian.
Dan juga saya sangat khawatir tulisan ini akan dibaca oleh teman-teman yang
masih di bawah umur. Judul sesungguhnya dari tulisan saya ini adalah
"Salahkah Aku Mas-turbasi/Onani??"
Sebuah
judul yang terlalu sangat biasa, sangat jorok, sedikit tabu, dan sama sekali
tidak pantas untuk dijadikan bahan diskusi. Namun, dari hati yang paling dalam,
sungguh....saya sangat ingin tahu tentang hukum, manfaat, dan mudharatnya dari
perilaku sex "menyimpang" ini.
Saya
tau dan saya yakin, teman-teman pasti menyangka bahwa saya tertarik membahas
ini dikarenakan saya suka melakukan perilaku sexs “menyimpang” ini. Sungguh, itu sebuah fitnah yang tergolong
fitnah ringan (saya bisa memaafkannya). Tapi, yang menjadi tujuan saya dari
menulis ini sebenarnya
adalah ingin tau tentang hukum, manfaatnya, dan mudharatnya... tak lebih!! Lebih
baik lagi jika dilengkapi dengan firman atau hadistnya jika ada. Jadi,
teman-teman kita yang kebetulan membaca inipun jadi tau bahwa perilaku itu baik/buruk untuk
dilakukan. Terutama bagi yang masih jomblo, belum punya istri/suami. Hehehe....
Apakah
saya memang suka melakukannya atau tidak? Biarlah saya sendiri yang tau. Jika
Iblis, setan, semut, kecoa, dan nyamuk memang telah tau, biarlah mereka telah
tau, yang penting bukan saya yan memberi tau.
Saya
tunggu ulasan, uraian, penjelasan, kritikan, dan segala sesuatu yang bersifat
membangun (ini bisa berarti pasir, semen, bata, dan sebagainya), di bawah ini.
Pak saya mau memberi beberapa materi untuk agar sekiranya bisa di gunakan sebagai bahan ulasan yg membangun untuk bapak dan semua yg membutuhkan hal hal yg sifatnya membangun. berikut materi yang akan saya berikan yg sekiranya bisa mmembantu bapak dalam hal ini ;
ReplyDelete1. spreet 2 kold
2. kayu kaso 5 ikat ( 1 ikat berjumlah 12 batang)
3. batako 300 buah
4. asbes bergelombang 3 lembar ukuran 3 X 6
5. triplex 6 lembar 6 X 9 dan
6. konblok 200 buah
demikianlah masukan materi yang saya berikan mungkin kiranya bisa bermanfaat sebagai bahan yang membangun untuk bapak...heheh.. :D
Baiklah Pak saya terima materi yang sangat bersifat membangun ini dengan senang hati.. Tapi Pak, mohon sekalian dikerjakan pembangunannya.. kapan bisa mulai??
ReplyDelete